Wanita Hamil Divaksin?
![]() |
Wanita Hamil Divaksin? |
BOLEH jadi, saat ini Anda tengah gelisah, terutama bagi wanita hamil, tentu berkaitan dengan vaksin. Boleh dan tidaknya wanita hamil divaksin menjadi perdebatan, tak hanya di Indonesia, tapi juga di AS. Tulisan di bawah ini mengutip pendapat ahli di Indonesia dan AS. Berikut sajiannya :
---------------------------------
Pekan lalu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, dengan tegas, bahwa orang hamil dan menyusui harus divaksinasi terhadap COVID-19.
Pada awal Agustus silam, hanya 23% orang dewasa yang hamil di AS yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, menurut data CDC—dan rekomendasi baru badan tersebut mungkin tidak cukup untuk mendorong jumlah itu, kata Dr. Emily Adhikari , asisten profesor kebidanan dan ginekologi di UT Southwestern Medical Center.
CDC tidak pernah merekomendasikan vaksinasi di kalangan orang hamil. Namun, pedoman awalnya ambigu. Itu karena uji coba vaksin COVID-19 awalnya tidak melibatkan orang hamil. Artinya ada informasi terbatas tentang keamanan suntikan untuk ibu hamil dan bayinya.
Pernyataan di atas meupakan pendapat ahli di AS, yang dikutip dari Portal Time, Kamis (19/8/2021). Lantas bagaimana kebijakan pemerintah tentang pemberian vaksin untuk ibu hamil di Indonesia?
Ini pendapat dr Caroline kepada portal ALODOKTER.COM awal Agustus silam. Menurutnya, vaksin COVID-19 berfungsi membuat tubuh terstimulasi untuk memproduksi antibodi terhadap virus penyebab COVID-19. Pembentukan antibodi ini diharapkan dapat mencegah timbul gejala berat ketika suatu saat kita terinfeksi virus penyebab COVID-19, sehingga bisa menurunkan angka kematian akibat COVID-19.
Bagi ibu hamil saat ini sudah ada rekomendasi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), tentang pemberian vaksin COVID-19 bagi ibu hamil. Pemberian vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil dapat dilakukan dengan vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinovac, dan Sinopharm.
Vaksin dianjurkan mulai kehamilan di atas 12 minggu dan paling lambat usia kehamilan 33 minggu. Kelompok ibu hamil resiko tinggi,. Seperti usia di atas 35 tahun, memiliki penyakit komorbid seperti hipertensi dan DM, dan obesitas boleh diberikan vaksin COVID-19. Pemberian vaksin harus dilakukan dan diawasi oleh dokter dan bidan.
Namun perihal kelayakan Anda menerima vaksin. Sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang merawat Anda. Ju dokter yang bertugas skrining untuk pemberian vaksinasi.
![]() |
Suntik vaksin |
Pendapat Ahli AS
Sekarang, delapan bulan setelah vaksin pertama disuntikan, pejabat kesehatan AS yakin vaksin itu aman untuk ibu dan bayi. Tetapi, beberapa orang masih merasa tidak nyaman mendapatkan suntikan saat mengharapkan.
Penelitian kecil tentang orang hamil di Turki yang diterbitkan pada bulan April, 37% mengatakan, mereka akan menolak vaksin COVID-19 bahkan jika itu direkomendasikan selama kehamilan.
Adhikari mengatakan, banyak pasien mendasarkan keputusan mereka bukan pada kata-kata CDC. Tetapi pada apa yang mereka dengar dari teman, keluarga, dan media sosial. Semua jenis informasi yang salah tentang vaksin telah merajalela selama pandemic.
Kebohongan tentang dampak suntikan pada kesuburan dan kehamilan sangat melekat. Itu berarti banyak orang hamil memilih untuk menunggu sampai setelah lahir, untuk mendapatkan suntikan mereka.
Mendapat suntikan terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali, vaksinasi selama kehamilan adalah rencana terbaik untuk ibu dan anak, kata Adhikari.
Vaksin dapat membantu mencegah penyakit parah dan komplikasi kehamilan. Bahkan membantu orang hamil memberikan antibodi kepada anak mereka.
"Kami telah menerima banyak pasien setiap hari yang hamil dan mereka tidak bisa bernapas," kata Adhikari. "Untuk merawat bayi, saya harus merawat ibu. Itu sangat sulit dilakukan ketika ibu tidak bisa bernapas." ***
Laporan : Reko Suroko
Komentar
Posting Komentar